Onani atau masturbasi adalah kegiatan untuk
memuaskan syahwat dengan cara mengeluarkan “secara paksa” air mani dengan kata
lain melakukan perangsangan organ kelamin dengan cara menggesek-geseknya melalui tangan atau benda lain hingga mengeluarkan air mani dan
mencapai kepuasan seksual. Onani/masturbasi bisa dilakukan oleh pria maupun
wanita. Masturbasi yang terlalu sering bisa memicu aktivitas berlebih pada
saraf parasimpatik. Dampaknya adalah produksi hormon-hormon dan senyawa kimia
seks meningkat teramasuk asetilkolin, dopamin dan serotonin. Jumlah yang
melimpah dan luar biasa besar dari produksi hormon dan senyawa kimia seks ini,
dapat menyebabkan kelenjar otak dan kelenjar adrenalin memproduksi terlalu
banyak dopamin, norepinefrin, epinefrin dan menjadikan otak dan fungsi tubuh
menjadi sangat simpatik.
Kemampuan ereksi melemah dan Impotensi
Gangguan pada saraf parasimpatik bisa
mempengaruhi kemampuan otak dalam merespons rangsang seksual. Akibatnya
kemampuan ereksi melemah, bahkan pada tingkat yang parah bisa menyebabkan
impotensi. Sementara lebih dari 30% pria mengalami impotensi pada satu waktu
atau yang lain, impotensi pada remaja lebih jarang dan sering dapat dikaitkan
dengan faktor ini.
Ejakulasi
Dini
Terlalu Sering masturbasi menyebabkan
ejakulasi dini, mengurangi jumlah sperma (volume air mani berkurang jika
dibandingkan dengan ejakulasi pertama), dan pada ejakulasi yang terjadi
setelahnya akan memakan waktu lebih lama. Untuk Pria yang melakukan masturbasi
beberapa kali sebelum berhubungan seks, akan sulit untuk mencapai sebuah klimak
(puncak kenikmatan). Masalah lain yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas
terhadap sentuhan orang yang lain, karena lebih terbiasa dengan sentuhan diri
sendiri. Terlalu sering melakukan onani dapat mengakibatkan kulit lecet,
pembengkakan pada organ seks karena tidak menggunakan pelumas Satu penelitian
yang diterbitkan baru-baru ini melaporkan bahwa 87% wanita dan 95% pria telah
berlatih masturbasi tapi ketika dilakukan secara ekstrim, menyebabkan perubahan
drastis pada otak dan kimia tubuh.
Kebocoran
katup air mani
Kemampuan saluran air mani untuk membuka dan
menutup pada waktu yag tepat juga terganggu. Akibatnya sperma dan air mani
tidak hanya keluar saat ereksi, lendir-lendir tersebut bisa juga keluar
sewaktu-waktu seperti layaknya ingus sekalipun penis sedang dalam kondisi lemas
tidak mengalami ereksi.
Rambut rontok
dan Kebotakan
Dampak lain dari ketidakseimbangan hormon
yang terjadi jika terlalu sering masturbasi adalah kerontokan rambut. Jika
tidak diatasi, lama-kelamaan akan memicu kebotakan atau penipisan rambut pada
pria. Selangkangan / testis terasa sakit Nyeri atau kram pada rongga panggul
dan tulang ekor Kontraksi otot saat mengalami orgasme bisa memicu nyeri otot,
terutama di daerah punggung dan selangkangan. Bagi yang melakukannya dengan
tangan kosong tanpa pelumas, rasa nyeri juga bisa menyerang penis karena
gesekan yang terjadi bisa menyebabkan lecet-lecet. Merasa begitu lelah
sepanjang hari dan kadang-kadang kaki gemetar Tubuh menjadi lemah dan loyo
sehingga aktifitas kerja akan terganggu dan menjadi tidak produktif lagi.
Setiap kali tubuhnya mengejang karena orgasme, pria akan kehilangan cukup
banyak energi karena hampir semua otot akan mengalami kontraksi. Akibatnya jika
terlalu sering, pria akan kehilangan gairah untuk beraktivitas dan cenderung
akan merasa ngantuk sepanjang hari. Kompulsif masturbasi Masturbasi
mempengaruhi kehidupan ketika telah menjadi kebiasaan. Beberapa pria yang
masturbasi enam kali sehari bisa saja produktif, sementara yang lain merasa
sebaliknya. Kompulsif masturbasi dapat berdampak negatif pada pekerjaan, hubungan
dengan pasangan, harga diri, keuangan, dan sosial, jika tidak dapat
menyeimbangkan antara kebutuhan pribadi dan hasrat. Rasa bersalah Masturbasi berdampak negatif secara
psikologis. Banyak orang merasa malu dan bersalah setelah melakukannya karena menghantam
nilai-nilai budaya, agama atau moral. Pilihan antara kesenangan dan menahan
diri berdampak pada harga diri dan rasa percaya diri. Perasaan bersalah dapat
menyebabkan efek psikosomatik seperti sakit kepala, sakit punggung, dan sakit
kronis. Onani yang sudah kronis meskipun dampaknya pada setiap orang
berbeda-beda, terlalu sering masturbasi dapat menyebabkan masalah kesehatan
seperti : stres, penglihatan kabur bahkan kehilangan memori jangka pendek.
Sumber:
http://ittaqi-tafuzi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar