Sabtu, 20 April 2013

Akibat Sering Onani/Masturbasi


Onani atau masturbasi adalah kegiatan untuk memuaskan syahwat dengan cara mengeluarkan “secara paksa” air mani dengan kata lain melakukan perangsangan organ kelamin dengan cara  menggesek-geseknya melalui tangan atau  benda lain hingga mengeluarkan air mani dan mencapai kepuasan seksual. Onani/masturbasi bisa dilakukan oleh pria maupun wanita. Masturbasi yang terlalu sering bisa memicu aktivitas berlebih pada saraf parasimpatik. Dampaknya adalah produksi hormon-hormon dan senyawa kimia seks meningkat teramasuk asetilkolin, dopamin dan serotonin. Jumlah yang melimpah dan luar biasa besar dari produksi hormon dan senyawa kimia seks ini, dapat menyebabkan kelenjar otak dan kelenjar adrenalin memproduksi terlalu banyak dopamin, norepinefrin, epinefrin dan menjadikan otak dan fungsi tubuh menjadi sangat simpatik.

 Kemampuan ereksi melemah dan Impotensi
Gangguan pada saraf parasimpatik bisa mempengaruhi kemampuan otak dalam merespons rangsang seksual. Akibatnya kemampuan ereksi melemah, bahkan pada tingkat yang parah bisa menyebabkan impotensi. Sementara lebih dari 30% pria mengalami impotensi pada satu waktu atau yang lain, impotensi pada remaja lebih jarang dan sering dapat dikaitkan dengan faktor ini.

Ejakulasi Dini 
Terlalu Sering masturbasi menyebabkan ejakulasi dini, mengurangi jumlah sperma (volume air mani berkurang jika dibandingkan dengan ejakulasi pertama), dan pada ejakulasi yang terjadi setelahnya akan memakan waktu lebih lama. Untuk Pria yang melakukan masturbasi beberapa kali sebelum berhubungan seks, akan sulit untuk mencapai sebuah klimak (puncak kenikmatan). Masalah lain yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap sentuhan orang yang lain, karena lebih terbiasa dengan sentuhan diri sendiri. Terlalu sering melakukan onani dapat mengakibatkan kulit lecet, pembengkakan pada organ seks karena tidak menggunakan pelumas Satu penelitian yang diterbitkan baru-baru ini melaporkan bahwa 87% wanita dan 95% pria telah berlatih masturbasi tapi ketika dilakukan secara ekstrim, menyebabkan perubahan drastis pada otak dan kimia tubuh.

Kebocoran katup air mani
Kemampuan saluran air mani untuk membuka dan menutup pada waktu yag tepat juga terganggu. Akibatnya sperma dan air mani tidak hanya keluar saat ereksi, lendir-lendir tersebut bisa juga keluar sewaktu-waktu seperti layaknya ingus sekalipun penis sedang dalam kondisi lemas tidak mengalami ereksi.

Rambut rontok dan Kebotakan
Dampak lain dari ketidakseimbangan hormon yang terjadi jika terlalu sering masturbasi adalah kerontokan rambut. Jika tidak diatasi, lama-kelamaan akan memicu kebotakan atau penipisan rambut pada pria. Selangkangan / testis terasa sakit Nyeri atau kram pada rongga panggul dan tulang ekor Kontraksi otot saat mengalami orgasme bisa memicu nyeri otot, terutama di daerah punggung dan selangkangan. Bagi yang melakukannya dengan tangan kosong tanpa pelumas, rasa nyeri juga bisa menyerang penis karena gesekan yang terjadi bisa menyebabkan lecet-lecet. Merasa begitu lelah sepanjang hari dan kadang-kadang kaki gemetar Tubuh menjadi lemah dan loyo sehingga aktifitas kerja akan terganggu dan menjadi tidak produktif lagi. Setiap kali tubuhnya mengejang karena orgasme, pria akan kehilangan cukup banyak energi karena hampir semua otot akan mengalami kontraksi. Akibatnya jika terlalu sering, pria akan kehilangan gairah untuk beraktivitas dan cenderung akan merasa ngantuk sepanjang hari. Kompulsif masturbasi Masturbasi mempengaruhi kehidupan ketika telah menjadi kebiasaan. Beberapa pria yang masturbasi enam kali sehari bisa saja produktif, sementara yang lain merasa sebaliknya. Kompulsif masturbasi dapat berdampak negatif pada pekerjaan, hubungan dengan pasangan, harga diri, keuangan, dan sosial, jika tidak dapat menyeimbangkan antara kebutuhan pribadi dan hasrat. Rasa bersalah  Masturbasi berdampak negatif secara psikologis. Banyak orang merasa malu dan bersalah setelah melakukannya karena menghantam nilai-nilai budaya, agama atau moral. Pilihan antara kesenangan dan menahan diri berdampak pada harga diri dan rasa percaya diri. Perasaan bersalah dapat menyebabkan efek psikosomatik seperti sakit kepala, sakit punggung, dan sakit kronis. Onani yang sudah kronis meskipun dampaknya pada setiap orang berbeda-beda, terlalu sering masturbasi dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti : stres, penglihatan kabur bahkan kehilangan memori jangka pendek.

Sumber: http://ittaqi-tafuzi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More